BELAJAR PEMASARAN DIGITAL TINGKAT DASAR

Emang apaan sih Pemasaran Digital? Kenapa kita, terutama yang punya usaha, harus mempelajari topik ini? Pemasaran Digital itu bahasa sederhananya adalah memasarkan sesuatu secara digital/non fisik melalui daring. Kamu mempromosikan usaha yang dimiliki ke internet. Entah itu lewat media sosial ataupun platform lainnya yang ada di internet.

Pemasaran digital menjadi penting karena bisa memperluas jangkauan usaha kita ke lebih banyak orang. Cocok banget untuk kamu yang ingin memperbesar peluang menghasilkan profit dan income usaha yang sedang dijalankan. Dengan pemasaran digital, kamu bahkan bisa mempromosikan usahamu dengan modal yang sedikit. Terlebih jika kamu memasarkannya melalui media sosial.

Sebetulnya ada banyak cara memasarkan produk secara digital. 1 hal yang perlu diperhatikan itu adalah "dimana calon pembelimu berada?". Karena tidak bisa asal tebak-tebakan saja ketika meriset target market ini. Kamu perlu data agar pemasaran digitalmu jadi lebih efektif.

Kira-kira begitulah sebagian kecil ilmu yang diajarkan oleh para trainer di pelatihan yang saya ikuti. Pelatihan Pemasaran Digital Tingkat Dasar yang diselenggarakan secara gratis oleh BPSDMP Kominfo Banjarmasin di Hotel Banjarmasin International beberapa waktu lalu.

Pelatihan dilaksanakan selama 2 hari namun peserta tidak menginap di hotelnya. Di hari yang sama, ada juga pelatihan dengan tema Kewirausahaan Digital Dasar, namun berbeda ruangan dengan pelatihan yang saya ikuti waktu itu. Total jumlah peserta dari 2 pelatihan ini sekitar 300-an orang. Untuk pelatihan pemasaran digital tingkat dasar sendiri pesertanya sekitar 100-an orang.

PEMASARAN DIGITAL TINGKAT DASAR HARI PERTAMA

Pada hari pertama, diawali dengan sambutan-sambutan yang sebetulnya ga perlu-perlu banget untuk didengar. Sampe bikin jadwalnya jadi molor hanya karna nungguin yang mau sambutan doang. Ga efektif kan jadinya? Mending dikurangin aja sambutan-sambutan begitu, soalnya peserta juga ga terlalu dengerin kok.

Setelah sambutan, baru deh pembagian kelas dan kelompok masing-masing peserta. Saya kebagian di grup C, yang posisinya agak di tengah ruangan tapi tetap jauh kalo ngeliat ke depan. Meskipun udah pilih kursi urutan paling depan, tetap aja masih jauh karna di depan saya ada barisan grup A dan B. Jadi ga terlalu efektif juga penataan kelasnya. Saya lebih menyarankan untuk kelas berikutnya agar membagi jadi 2 ruangan saja agar lebih efektif.


Hari pertama, peserta diajarkan teori tentang pemasaran digital dan kenapa harus mulai melek digital zaman sekarang. Salah satu keuntungannya adalah usaha/bisnis yang dijalankan bisa menjangkau orang-orang di luar dari lingkungan kita. Misalnya, saat ini konsumen usahamu hanya ada di sekitar radius 1km saja. Dengan menggunakan teknik pemasaran digital, usahamu bisa menjangkau seluruh Indonesia bahkan bisa ekspor ke luar negeri juga.

Di hari ini juga diajarin untuk bikin sosmed khusus untuk usaha/bisnis bagi peserta yang belum punya akunnya. Selain bikin akun, peserta juga wajib bikin dan upload 1 postingan ke medsosnya. Kebetulan medsos yang digunakan kali ini adalah instagram. Salah satu pematerinya, Mba Elis, mempraktikkan cara membuat caption instagram yang menarik menggunakan ChatGPT.

Oiya, pemateri di kelas ini ada 4 orang. Selain Mba Elis, ada Mas Arif  dan 2 orang lagi yang saya lupa namanya hehe maaf. Kayaknya kelas saya ini kebagian pemateri yang berdomisili di Kalimantan Tengah. Karena semuanya cerita tentang tempat tinggalnya di Palangkaraya.

Pada hari pertama ini porsi teori dan praktiknya bisa dibilang masih 50-50. Peserta masih diajak kenalan sama yang namanya pemasaran digital itu seperti apa. Untuk membuktikan tingkat pengetahuan peserta, sebelum materi dimulai kami diharuskan untuk mengisi post test yang sudah tersedia di platform digitalent kominfo. Ada yang nilainya di bawah 50 ada yang sudah di atas 50. Itu ga berpengaruh sebenarnya, hanya untuk tolak ukur awal pelatihan saja.

PEMASARAN DIGITAL TINGKAT DASAR HARI KEDUA

Di hari kedua pelatihan, peserta dituntut untuk lebih banyak praktiknya. Menurut saya di hari kedua ini tantangannya cukup berat untuk peserta. Karena materinya menuntut untuk paham administrasi negara. Peserta dibimbing praktik untuk bisa menerbitkan NIB (Nomor Induk Berusaha) di website OSS kementerian. Btw, untuk bisa menerbitkan NIB ini gratis ya! Jadi untuk kamu yang punya bisnis luring ataupun daring, bisa segera bikin di website resmi OSS.


Tantangan di hari kedua ini lebih ke teknisnya, sih. Karena banyak peserta yang mengeluhkan lemotnya jaringan internet di kelas. Meskipun udah pake wifi yang disediakan panitia, namun karena penggunanya banyak jadi balik lemot juga. Pake internet dari paket data sendiri juga ga nolong, jadi praktiknya agak terganggu.

Saya sendiri sudah selesai melakukan tugas ini sejak lama, karena sudah diproses jauh sebelum kelas ini saya ikuti. Kebetulan saya menggunakan NIB toko orang tua saya yang sudah diproses tahun kemaren. Sebetulnya ga ada kesulitan untuk memproses NIB ini, karena menurut saya langkah-langkahnya cukup mudah. Namun memang diperlukan jaringan yang stabil untuk melakukan proses ini.

***
Btw, di pelatihan ini sebetulnya di awal tidak ada dijanjikan untuk dapat sertifikat. Di dashboard pendaftarannya, sudah diinformasikan kalo pelatihan ini ga ada sertifikatnya. Nah, masalah muncul ketika salah satu trainer menginformasikan bahwa pelatihan ini akan mendapatkan sertifikat digital. Grup whatsapp peserta pun jadi rame karena sangat berharap untuk dapat sertifikat ini.

Saya pun jadi ikut berharap, karena dari awal tidak berekspektasi akan mendapatkan sertifikat ini. Trainernya menginfokan kalo sertifikat bisa terbit sebulan setelah pelatihan ini selesai. Awalnya saya juga agak curiga, kok bisa selama itu? Oh mungkin aja karena pesertanya banyak (300 an orang) jadi perlu proses. Tetap mencoba positif thinking pada waktu itu.

Tapi, sampai tulisan ini terbit sertifikatnya masih belum tersedia juga. Bulan lalu sudah ada yang sempat melakukan follow-up mengenai hal ini, katanya terkendala karena tanda tangan digital yang bermasalah jadi perlu proses lebih lama. Bulan ini, beberapa peserta yang melakukan follow-up lagi di grup whatsapp tidak mendapatkan respon dari para trainer ataupun panitia acara.

Kesimpulannya, ini pelatihan yang bagus banget untuk pemula yang ingin mempelajari pemasaran digital pertama kali. Meskipun menurut saya saat di kelas belajarnya kurang efektif, karena terlalu banyak peserta dalam 1 ruangan yang sama. Ada baiknya nanti dipisah jadi 2 atau 3 kelas dengan jumlah peserta yang lebih sedikit sehingga konsentrasinya tidak terpecah.

Btw, peserta belajar pemasaran digital ini kebanyakan ibu-ibu, ya. Laki-lakinya ada tapi di hari itu kami jadi kaum minoritas. Saya salut sekali dengan semangat belajar ibu-ibu ini. Karena saya tau gimana sulitnya memahami sesuatu yang baru dengan teknologi yang baru ini. Ga mudah, tapi kalo ada kemauan pasti bisa. Ibu-ibu keren ini salah banyak di antara mereka yang mau dan berusaha untuk memahaminya. Keren banget!

TAHUN BARU ILMU BARU TEMAN BARU

Kamu pernah ga kalo udah mau taun baru begini selalu bikin resolusi buat taun depan nanti? Tapi ujung-ujungnya ga ada yang dikerjain juga? Saya pernah dan sering bahkan. Meskipun begitu, saya ga pernah jera untuk bikin resolusi buat diri sendiri.

Karena buat saya sekarang, resolusi itu gapapa ga semuanya dikerjain. Tapi setidaknya kita terus berproses setiap hari dan menambah sesuatu yang baru di hidup kita. Bisa jadi ilmu baru, teman baru, komunitas baru dan lain sebagainya. Misi saya setiap tahun adalah minimal punya sesuatu yang baru yang bisa saya rasakan. Bisa jadi pengalaman melakukan sesuatu ataupun belajar ilmu baru yang belum pernah diketahui.

Salah satu keputusan terbaik saya di tahun 2023 ini adalah bergabung ke komunitas Wikipedia Banjar. Merupakan komunitas resmi yang bernaung dibawah Wikipedia Indonesia. Ini jadi pengalaman saya bergabung ke salah satu komunitas terbesar di Indonesia sejauh ini. Wikipedia Banjar sendiri merupakan komunitas wikipedian (sebutan untuk para sukarelawan wikipedia) yang aktif berkontribusi pada wikipedia bahasa daerah. 

Meskipun tergabung di komunitas berbahasa daerah, bukan berarti anggota komunitasnya hanya spesifik berkontribusi di bahasa daerah saja. Setiap orang bebas berkontribusi di platform wikipedia manapun yang disukai sesuai dengan minat dan hobi masing-masing.

Untuk yang belum tau, wikipedia itu tidak hanya sekadar artikel yang biasa kamu lihat di google ketika mengetik kata kunci tertentu. Itu hanya sebagian kecil informasi yang bisa kamu akses. Kalo kamu "menyelam" lebih dalam, kamu bisa menemukan hal-hal ajaib lain yang bisa jadi sesuai dengan minat dan hobimu.

Contoh saya, meskipun saya hobi menulis di blog, ternyata di wikipedia saya lebih suka untuk menambahkan struktur data pada foto yang ada di wikipedia commons (salah satu platform wiki untuk mengunggah berkas foto). Karena menurut saya lebih mudah berkontribusi lewat cara itu daripada menuliskan artikel pada wikipedia saja.

Selain kegiatan berkontribusi secara daring, komunitas ini juga sering mengadakan pertemuan luring bertajuk kopi darat (kopdar). Tujuannya selain mempererat silaturahmi antar anggota, biasanya juga ada kegiatan menyunting bersama serta membahas hal-hal yang diperlukan seputar kegiatan komunitas.

Dokumentasi pelatihan WikiLatih, sumber: instagram @banjarwiki

Sebenarnya tujuan saya bergabung ke komunitas ini pada awalnya hanya ingin mendapatkan kegiatan dan pengalaman baru. Tidak berekspektasi lebih ketika awal masuk komunitas ini, karena saya kira pada saat awal bergabung itu komunitas ini hanya bergerak di kegiatan daring saja. Saya baru tau kalo ternyata kegiatannya cukup banyak dan produktif semuanya.

Karena wikipedia banjar terafiliasi dengan wikipedia indonesia secara resmi, dan wikipedia indonesia adalah bagian dari wikimedia foundation, maka ketika ada acara-acara yang levelnya international (daring ataupun luring), komunitas yang terafiliasi juga diajak untuk ikut berpartisipasi. Jadi ga cuman bisa ikut acara-acara skala nasional saja, tapi juga internasional. Apalagi jika kamu memiliki keahlian khusus yang bisa membantu kontribusi di wikipedia jadi lebih mudah, kamu akan semakin mudah untuk mengikuti acara-acara ini.

Ada banyak acara yang diselenggarakan oleh Wikipedia Indonesia dan lebih asyiknya lagi Wikipedia ini nyediain beasiswa fully funded bagi wikipedian yang beruntung untuk diberangkatkan ke lokasi acaranya. Enak banget kan? Acaranya ini juga diadain tiap tahun, lho! Jadi tiap taun terbuka kesempatannya.

Sejauh ini sih saya belum pernah dapat beasiswa ini, mungkin karena terhitung "anak baru" di komunitas jadi masih harus membuktikan diri dulu. Ya gapapa juga sih, tiap orang kan harus berproses ya. Kita liat selama 2 taun ke depan prosesnya seperti apa.

Cukup Mempengaruhi Kehidupan

Meskipun baru tahun 2023 ini gabung di komunitas ini, kebiasaan berkomunitas di wikipedia ini cukup mempengaruhi kehidupan pribadi. Terlebih lagi untuk hal yang berhubungan sama hal tulis menulis dan tata bahasanya. 

FYI, di wikipedia itu meskipun bisa menulis apapun tapi tidak sebebas yang kamu bayangkan. Menulis artikel di wikipedia harus sesuai akidah EYD dan harus mencantumkan referensi yang valid. Bahkan untuk artikel bahasa daerah pun juga harus sesuai kata yang baku. Jadi ga bisa asal tulis tanpa mikir alias ngarang.

Dokumentasi kegiatan Kopdar, sumber instagram @banjarwiki

Nah karena kebiasaan melakukan aktivitas penyuntingan ini, kegiatan nulis di blog pun jadi ikut terpengaruh hal ini. Awalnya yang hanya ingin mencari hobi baru, ternyata hobi baru ini bisa mempengaruhi hobi yang lama. Mungkin karena ga ada beban apa-apa ketika ikut kegiatan ini, makanya bisa punya pengaruh sebesar itu di kegiatan tulis menulis.

Kalo kamu merasa sudah tau tentang budaya bahasa daerahmu sendiri, tunggu sampai kamu gabung ke komunitas wikipedia bahasa daerah. Karena pasti kamu akan kaget sendiri ternyata bahasa yang kamu tau itu akan beda banget sama yang ada di wikipedia. Gabung ke komunitas wikipedia bahasa daerah akan sangat mempengaruhi penambahan kosakata kamu nantinya.

Sejak saya bergabung di komunitas wikipedia banjar, saya seperti menemukan rumah ke-3 saya. Rumah ke-2 tentu saja komunitas blogger kesayangan, Pena Blogger Banua.. heheh! Karena di komunitas ini saya bisa tetap bisa melakukan hobi saya: menulis, sambil membebaskan pengetahuan yang ada di Indonesia.

Kalo kamu sendiri, tahun baru ini punya rencana apa untuk diri sendiri? Tulis di kolom komen ya!

SEMUA YANG HILANG DAN TAK BISA KEMBALI

Lu pasti punya masa dimana lu ngerasa kalo disaat itu adalah masa paling "terbuang" dalam hal waktu, uang dan tenaga serta produktifitas kan? Bisa dibilang itu adalah zaman paling kelam yang pernah lu lalui dan penuh penyesalan ketika sadar sudah melewati itu semua.

Gue juga punya, dan akan gue ceritakan semuanya ditulisan kali ini.

Disclaimer dulu, gue nyeritain hal ini bukan berarti gue bangga sama apa yang gue lakukan. Lu liat aja judul tulisannya, ada kata PENYESALAN di sana. Gue sangat menyesal atas apa yang pernah gue lakukan di zaman itu dan gue pengen lu yang baca tulisan ini ga mengulangi kesalahan yang sama kayak gue waktu itu.

Oke mari kita mulai cerita penuh penyesalan ini.

Sejak pertama kali gue hidup, kuliah adalah masa dimana gue merasa "bebas" dari orang tua karena itu pertama kalinya gue ngekos. Waktu kuliah jadi zaman kebebasan yang menurut gue paling bebas sebebasnya. Karna selama ini waktu di rumah gue cukup terkekang sama aturan orang tua. 

Karena merasa ga ada yang ngawasin, akhirnya gue jadi terlalu santai menjalani kehidupan perkuliahan. Bukan cuman dunia kuliah, tapi juga dunia di luar kuliah akhirnya ikut-ikutan terlalu santai. Maksudnya terlalu santai itu, gue banyak membuang waktu untuk hal-hal yang ga produktif. Ketika kuliah ya sekadar kuliah, meskipun gue juga ikutan organisasi kampus, menurut gue pribadi, gue ga maksimal di sana. 

Ketika udah menjalani hidup 5 tahun setelah kuliah, baru berasa penyesalannya. Banyak banget hal-hal yang harusnya bisa gue lakuin waktu itu, tapi ga dilakuin karna terlalu santai. Waktu itu gue hanya mikirin hidup untuk hari ini, ga mikir untuk masa depan gue sendiri. Gue melalui hari-hari selama kuliah itu dengan malas dan santai tanpa mikir akibat yang akan gue rasakan di masa depan.

SEMUA YANG HILANG DAN TAK BISA KEMBALI

Hal pertama yang paling gue sesali adalah banyaknya waktu yang harus terbuang sia-sia. Gue mikir, kayaknya kalo semua waktu yang terbuang saat kuliah itu gue pake untuk hal yang lebih produktif, pasti akan jadi "sesuatu" yang bermanfaat untuk gue pribadi. Entah itu manfaatnya bisa gue rasakan sekarang, atau mungkin nanti 5-10 tahun ke depan.

Andai saja waktu yang gue buang itu gue manfaatin untuk belajar internet marketing, mungkin sekarang gue udah jadi expert. Andai waktu yang gue buang itu dipake untuk baca buku, mungkin sekarang gue udah jadi reviewer buku dengan subscriber 50k di youtube. Kalo aja gue manfaatin waktu yang terbuang itu untuk ngedalamin ilmu kuliah, mungkin sekarang gue bisa kerja di instansi/perusahaan yang sesuai sama pengalaman gue.

Hal kedua yang gue sesali adalah ke-insecure-an diri sendiri saat kuliah. Meskipun saat itu punya pacar, tapi gue masih suka cemburuan sama dia. Bahkan saking insecure-nya gue, pacar gue sering banget gue cemburuin. Kalo dia chat atau ngobrol sama cowo lain, gue cemburuin. 

Trus pas lagi bergaul sama temen-temen gue jadi orang yang rada ga asik. Ketika ada yang becandain gue, bukannya direspon dengan ketawa gue justru marah. Karna insecure gue jadi gampang tersinggung dan baperan. Temenan juga jadi ga enak kalo kayak begitu. Gue ngerasa banget kok, meskipun temen-temen gue coba memaklumi, tapi gue yakin mereka juga ga nyaman kalo ada orang yang baperan kalo dibecandain.

Gue nyesel kenapa waktu itu jadi orang yang insecure. Banyak banget kerugian yang gue rasain karna hal ini. Gue udah pernah bahas sedikit tentang ketidakpercayaan diri ini, salah satunya bikin gue jadi melewatkan banyak kesempatan untuk bisa berkembang. Karna ngerasa ga percaya diri, jadinya mau ikut suatu kegiatan minder duluan. Padahal belum tentu juga orang tau kita insecure atau ga kan?

Karena insecure ini juga yang bikin gue jadi takut untuk mencoba hal baru. Gue ga PD sama diri sendiri dan mencoba sesuatu di luar kebiasaan itu sangat susah buat gue. Merasa nyaman di zona nyaman dan ga kemana-mana. Terjebak oleh keadaan yang menurut gue "enak", padahal berbahaya banget untuk masa depan.

Hal terakhir yang gue sesali ketika di zaman itu adalah gue pemalas banget jadi orang. Sebenarnya kalo diliat-liat sih ga males-males amat, kasur tetap rapi, kamar tetap bersih. Malas disini adalah malas ngembangin diri sendiri. Jarang baca buku, jarang ikut pelatihan/seminar. Saat itu emang ga ada duit juga sih untuk ikut begituan. Karna zaman dulu kan masih jarang ada seminar/pelatihan yang gratis. Internet udah ada, tapi ga semudah sekarang untuk aksesnya.

Nah semua itu "berkolaborasi" bersama-sama bikin gue jadi anak yang minim pengembangan diri. Ikut seminar jarang karna duitnya ga cukup, kalo pun ada yang gratis juga males datangnya. Belajar di internet perlu duit lagi karna harus ke warnet, sementara internet masih susah waktu itu. Belajar dari buku bisa, sih, cuman lagi-lagi kepentok males dan duitnya ga cukup juga. Sehingga membuat semuanya menjadi lengkap.

Padahal kalo dipikir-pikir, seandainya gue nabung waktu itu, berhemat dengan maksimal, setidaknya gue bisa memenuhi keinginan untuk bisa belajar skill baru atau ngembangin konten sendiri. Intinya bisa punya sesuatu pada saat itu. Tapi sayang sekali semuanya hanya tinggal penyesalan.

PERMINTAAN MAAF KEPADA SEMUA PIHAK

Dengan penuh kesadaran diri dan tanpa paksaan, di tulisan ini gue juga mau minta maaf sama semua pihak yang pernah merasa dirugikan secara langsung maupun tidak langsung karena kelakuan di masa lalu. Tidak ada niat untuk secara sengaja membuat kalian jadi jengkel, marah ataupun bete karna kelakuan gue. Karna emang guenya aja yang tolol waktu itu, mungkin juga sekarang masih, tapi alhamdulillah lebih sadar diri sekarang. Pastinya kalo sekarang ini gue udah ga se-insecure dulu lagi.

Di zaman penuh penyesalan itu, gue terlalu gengsi untuk meminta maaf atas perbuatan yang gue lakukan. Egois banget, gue tau. Ga ada orang lain yang patut disalahkan selain diri gue sendiri karena kelakuan di zaman itu.

Untuk yang meninggalkan gue karna perbuatan yang pernah gue lakukan ke mereka, ga ada yang bisa gue sampaikan selain meminta maaf sebesar-besarnya dan membuka pintu ikhlas untuk kalian. Untuk yang masih setia bersama gue hingga hari ini, terimakasih banyak karena masih rela menyisakan satu tempat untuk gue di hati kalian.

Hidup yang gue jalanin saat ini, adalah "hasil" yang gue terima dari perbuatan di masa lalu, termasuk ketika berada di zaman penuh penyesalan itu. 

ANAK KECIL YANG MINDER


Ketika mengingat masa kecil, mungkin dibenak kamu yang terlintas adalah masa-masa indah saat itu. Bermain, becanda sama temen, ga ada beban hidup, ga ngerti masalah keuangan. Pokoknya intinya bermain aja lah dunianya, ga ada yang lain. Beda banget kayak saya yang justru kenangan yang diingat yang menyedihkan.


Menyedihkannya bukan dalam arti keuangan gitu. Alhamdulillah sih cukup ya meskipun ga berlebihan juga. Keadaan menyedihkan itu berasal dari sisi mental dan psikologis. Karena berasa tertekan memiliki orang tua yang menuntut anaknya ga boleh melakukan kesalahan. Menurut mereka salah itu sama dengan sesuatu yang tidak boleh dilakukan oleh manusia. Kalo lu salah, lu akan dihukum, walaupun harusnya lu ngeliat dulu kesalahan yang dia lakuin itu kayak gimana.

Kalo gue pribadi saat ini, melihat sebuah kesalahan yang dilakukan seseorang adalah sebuah proses belajar. Terutama kesalahan yang dilakukan saat melakukan sesuatu yang positif. Misalnya kalo lu lagi belajar naik motor, terus jatoh dari motornya, asalkan motornya masih dalam keadaan baik sih menurut gue ga masalah. Karna lu lagi berproses belajar di situ, untuk jadi pengendara yang lebih baik.

Nah konsep berpikir itu, ga ada di orang tua gue. Pokoknya kalo udah salah, barti lu ngelakuin kejelekan. Sayang banget ya? Padahal ga semua kesalahan itu bukan berarti jelek.

Karna konsep berpikir yang ga tepat ini, bikin gue jadi anak kecil yang minderan, baperan dan ga punya inisiatif. Selalu nunggu disuruh dan ga punya jiwa kepemimpinan. Padahal, harusnya sebagai anak pertama, memimpin itu adalah sebuah keharusan. Akibatnya, gue jadi ga bisa mimpin orang dan hanya jadi pesuruh.

Gue sangat takut untuk berinisiatif karna setiap kali gue inisiatif melakukan sesuatu, langsung diblok sama orang tua sendiri. Aneh banget ya? Kayak semuanya harus diatur sama mereka gitu loh. Padahal, gue kan bukan boneka, bukan robot juga. Gue manusia yang punya kehendak sendiri, punya keinginannya sendiri. Gue juga pengen melakukan hal yang gue sukai, ga cuman disukain sama ortu gue doang.

Bahkan luka masa kecil gue masih gue bawa sampe hari ini. Ceritanya, karna gue suka banget sama sepak bola, gue pengen banget nyobain untuk masuk sekolah bola. Makanya setelah lulus SD, gue berencana ingin masuk akademi sepak bola lokal di sini. Gue ngeliat temen-temen yang main bola di sekolah itu jago banget karena mereka masuk akademi.

Setelah gue utarakan keinginan itu, tentu saja ditolak dong. Mana mau mereka anaknya berinisiatif sendiri? Semunya harus atas dasar kontrol dan persetujuan mereka. Padahal, untuk masuk ke akademi itu kan perlu test dan belum tentu lulus juga. Kalo aja gue diizinin minimal untuk ikut tes masuknya, mungkin gue ga akan seminder itu saat itu.

Gue jadi ga percaya diri untuk sekadar punya cita-cita gara-gara mereka membunuh mimpi kecil itu. Mereka mungkin menganggap itu cuman mimpi anak-anak biasa, tapi buat gue itu mimpi besar karena ada keinginan untuk jadi jago main bola di situ. Susah juga ya hidup bersama orang tua yang parenting skill-nya masih terbatas. Mereka masih ga ngerti ada yang namanya mental health yang mesti diperhatikan.

Akhirnya gue versi anak kecil tumbuh jadi anak yang ga percaya diri.

Karena gue ga percaya diri, pada akhirnya gue gampang tersinggung sama orang. Bahkan obrolan sederhana aja bisa mentrigger ketersinggungan gue. Sensitif banget kalo ngomongin diri sendiri. Terlalu insecure pada saat itu. Orang yang ngomongin gue yang baik-baik, ga akan gue percaya dan pasti gue bantah. Tapi begitu ada orang yang ngomongin gue yang jelek-jelek, gue bakalan tersinggung. Aneh banget dah pokoknya kalo dipikir-pikir.

Gue yakin zaman dulu (atau mungkin sampe sekarang?) temen-temen gue menganggap gue orang yang ga asik. Karna susah banget untuk dibecandain. Dibecandain sedikit langsung tersinggung marah ngambek.

Awalnya dari dibikin minder di lingkungan keluarga sendiri, yang mana harusnya mereka yang paling suportif. Akhirnya di luar pun gue ga jadi orang yang percaya diri. Sayangnya gue minder terlalu lama, dan banyak banget kesempatan yang gue lewatkan karna kelamaan insecure sama diri sendiri.

Buat lu yang baca tulisan ini, gue harap lu semua ga jadi seperti gue di zaman dulu. Lu itu berharga, meskipun ga ada orang yang percaya. Lu itu mampu, meskipun ga ada seorangpun yang yakin. Lu harus percaya sama diri lu sendiri, karna dia lah orang yang paling bisa lu andalkan. Ga ada seorang pun yang lu bisa membuat lu jadi orang yang percaya diri selain diri lu sendiri.

Kalo lu secure sama diri lu sendiri, omongan apapun yang dilontarkan sama orang, ga akan berpengaruh apa-apa di hidup lu. Omongan negatif cuman jadi kata-kata kosong. Karna omongan negatif orang lain ga akan mengurangi apa yang ada di dalam diri lu selama ini. Omongan fitnah ga akan mengubah apapun yang jadi diri lu sekarang. Omongan positif akan jadi motivasi tambahan buat lu menjalani hidup lebih bersemangat.

Kenali diri lu lebih dulu, sebelum lu nyalah-nyalahin orang lain. Kalo lu udah kenal siapa diri lu sebenarnya, gue yakin lu ga akan nyalah-nyalahin orang lain. Karna lu tau apa yang berguna dari diri lu, apa yang ga berguna dari diri lu sendiri. Omongan orang lain, apalagi yang negatif, ga akan mengubah apapun yang sudah jadi jati diri lu itu.

CARA MENGATASI BURNOUT SAAT BEKERJA

Lagi-lagi tulisan ini terinspirasi dari salah satu wawancara kerja yang saya lakukan. Mungkin karena dunia digital marketing/social media specialist ini dunia yang kreatif jadi pertanyaan yang dilontarkan juga unik. Mungkin ini juga bisa menjawab keresahan kamu yang sering mengalami hal ini di dunia kreatif.

Jawaban ini berdasarkan pengalaman saya pribadi dan juga observasi ke sesama content creator yang saya kenal. Jadi mungkin saja jawaban yang keluar berbeda dari yang kalian harapkan. Meskipun berbeda, saya berharapnya kamu bisa mendapatkan inspirasi atau setidaknya memiliki sudut pandang yang baru ketika mengalami burnout beserta cara mengatasinya.

Tulisan kali ini bukan ajakan/himbauan/paksaan untuk melakukan apa yang saya tulis. Semuanya balik lagi ke kamu. Kalo mau ngikutin ya silakan, ga ikut juga gapapa. Saya hanya mencoba membagi sesuai pengalaman saja.

KENAPA BURNOUT BISA TERJADI?

Sebelum memulai menjawab pertanyaan utama, ada baiknya kita mengerti dulu istilah "burnout" itu sendiri. Menurut artikel dari halodoc.com, berdasarkan kamus psikologi American Psycological Association (APA), pengertian burnout adalah kelelahan fisik, emosional atau mental, disertai dengan penurunan motivasi, penurunan kinerja dan sikap negatif pada diri sendiri dan orang lain. Dalam konteksnya kali ini ke lingkungan kerja dan performa kerja kita.

Penyebabnya bisa macam-macam, sepengalaman gue, ada beberapa penyebab burnout:

  • Workload yang terlalu berat sehingga memberikan efek lelah pada fisik
  • Waktu istirahat yang tidak cukup sehingga mental masih belum siap untuk menghadapi tumpukan kerjaan
  • Lingkungan tempat kerja yang toxic dan tidak supportif sehingga terasa sendirian dan ga punya teman senasib yang saling menyemangati
  • Merasa tidak dihargai di tempat kerja padahal sudah memberikan seluruh kemampuan terbaiknya
  • Mulai tidak menikmati pekerjaan yang dilakukan karena terlalu banyak tuntutan yang harus dipenuhi
Jika itu semua kejadian di kamu, ada kemungkinan potensi terjadinya burnout tinggi. Masalahnya, orang-orang tu kadang ga kenal sama kesehatan mentalnya sendiri. Taunya cuman sakit badan doang. Padahal mental juga penting untuk diperhatikan karna bisa ngaruh ke kejiwaan kamu. 

Oke kalo udah tau konsep burnout dan penyebabnya, kita akan bahas gimana cara mengatasinya.

CARA MENGATASI BURNOUT

Kita akan masuk ke inti dari tulisan ini. Pertanyaan dari interviewer perusahaan kepada saya "Kalo lagi burnout biasanya ngapain?" Jawaban dari pertanyaan ini akan sangat relatif, ya. Karena setiap orang pasti punya cara tersendiri untuk mengatasi stress yang dihadapinya. Kalo kita punya pandangan berbeda mengatasi burnout, itu sangat wajar.

Perbedaan itu tidak perlu diperdebatkan, terlebih hal ini sangat personal untuk setiap orang. Justru harusnya bersyukur, karna kamu jadi bisa punya sudut pandang yang terhadap suatu hal. Kamu memperkaya pengetahuanmu dengan menghargai perbedaan sudut pandang orang lain. Siapa tau dari sudut pandang yang baru itu kamu jadi terinspirasi untuk melakukannya juga.

Nah, gue pribadi punya cara sendiri untuk mengatasi burnout yang dialamin. Cara mengatasi burnout ala gue antara lain:

  • Tidur. Salah satu cara paling sering gue lakuin ketika ngalamin burnout. Soalnya tidur tu sangat berguna untuk menyegarkan otak. Otak itu ibarat komputer, pasti perlu "reset" biar tetap beroperasi dengan maksimal. Biar resetnya maksimal, maka tidur yang cukup adalah salah satu caranya.
  • Keluar rumah. Sebagai seorang anak rumahan, kegiatan di luar rumah tu jarang banget gue lakuin. Karena kerjaan di dalam rumah tu ga pernah ngebosenin buat gue. Tapi sesekali gue juga perlu untuk keluar menghidup udara bebas. Sekalian jalan-jalan juga cari inspirasi biar ga mentok di situ situ aja. Ngeliat orang-orang random di jalan tu sangat memancing kegelisahan gue untuk menuliskan suatu topik.
  • Nongkrong sama temen. Kadang kita butuh insight baru dari orang lain terhadap suatu masalah/topik. Tujuannya biar kita juga punya sudut pandang yang beda dan bisa ngeliat suatu topik itu dari berbagai sisi. Dengan begitu, konten yang kita bikin akan jadi lebih kaya secara wawasan. Diharapkan juga jadi lebih berimbang dan ga berat sebelah.
  • Baca buku. Memilih bacaan yang sesuai topik akan membuat pikiran jadi lebih terbuka. Selain nambah wawasan, membaca juga bisa menambah perbendaharaan kata dalam menulis. Buat gue membaca jadi salah satu alternatif untuk bisa menemukan kelanjutan dari sebuah tulisan/konten yang lagi dikerjakan.

Sebenarnya nulis pun juga jadi salah satu alternatif untuk menghindari burnout. Tapi terkadang, karna keseringan nulis justru bisa kena burnout juga. Makanya gue perlu banyak cara mengatasi burnout. Jangan menyepelekan burnout ya, apapun yang kamu kerjakan saat ini. Mau kamu sesenang dan sebahagia apapun ngerjainnya, pasti suatu saat ada rasa jenuh dan bosannya juga.

Kegiatan menulis akhir-akhir ini jadi sebuah paradoks buat gue. Karena di satu sisi nulis jadi alat terapi stress gue selama ini. Tapi lama-lama kalo keseringan nulis justru bikin gue jadi burnout. Bingung ga lu kalo jadi gue?

Kesimpulannya, apapun yang lu kerjakan saat ini, nikmati selagi bisa. Kalopun kerjaan lu bikin lu capek fisik dan mental, istirahat dulu. Gue ga pernah setuju sama orang yang keluar dari kerjaannya hanya karena capek. Meskipun memang kadang atasan suka ga ngotak kalo ngasih kerjaan, tapi solusinya ga berhenti dari kerjaan juga dong.

Gue pengen lu cari jalan keluar yang lain dulu, sebelum lu memutuskan untuk keluar dari kerjaan itu. Usaha dulu yang banyak sampe mentok. Kalo lu mau keluar dari sana, pastikan lu udah punya kerjaan baru yang siap nerima. Jangan cuman keluar terus jadi beban keluarga. Itu namanya enak di elu ga enak di keluarga.

Burnout itu level stressnya bisa dikurangi kalo lu bisa mengatasi peluang-peluang burnout itu sendiri. Mungkin lu bingung "gimana caranya gue tau kalo mau burnout?" Nah ini memang agak sulit, karena memang kadang dianggap cuman bosan/jenuh doang. Kalo misalnya lu ga ngeremehin tanda-tanda ini, nanti jatohnya numpuk dan akhirnya stress akut.

Bosan dan jenuh itu salah 2 gejala burnout sebenarnya. Kalo lu udah mulai ngerasa apa yang lu lakukan sudah terlalu monoton dan membosankan, segera antisipasi. Entah itu tidur, cari kegiatan lainnya, atau ambil cuti dari kerjaan. Intinya jangan dicuekin rasa bosan dan jenuh lu itu. Lakukan sesuatu yang berbeda atau yang lebih menyenangkan selain kerjaan monoton itu.

Tapi kalo lingkungan kerja lu udah terlalu beracun/toxic ya emang harus keluar sih. Asal lu udah punya cadangan, jangan asal keluar tanpa persiapan. Itu tolol namanya kalo begitu. Gue sih ga menyarankan lu keluar sebelum punya kerjaan baru, ya. Tapi kalo ngerasa udah ga tahan lagi sama lingkungannya, ya silakan aja.

Gue tau ketahanan mental tiap orang tuh beda-beda. Jadi di tulisan ini gue ga akan memaksa lu untuk ngikutin apa yang gue tulis. Ini hanya sudut pandang gue yang dirasakan selama ini ketika menghadapi burnout. Selebihnya gue menyerahkan segala keputusan pada lu sendiri. Karna yang paling tau tentang diri lu adalah lu sendiri. Kenali diri lu lebih dalam, maka lu akan jauh lebih siap menghadapi tantangan di mas depan.

Kalo lu sendiri gimana caranya mengatasi burnout? Tuliskan pengalaman lu mengatasi burnout saat bekerja di kolom komentar dong!